Jumat, 05 Juni 2015

Isteri Yang Lebih Sukses Memicu Suami Berselingkuh

Sebuah studi dilakukan oleh  Universitas Connecticut yang menemukan alasan mengapa pasangan berselingkuh? Hasilnya pun mengejutkan,dilansir dari laman wolipop.detik.com bahwa pria ataupun wanita yang berselingkuh adalah mereka yang bergantung secara finansial berbeda dengan persepsi kebanyakan bahwa semakin sukses seseorang maka akan lebih suka berselingkuh.



Peneliti bernama Christin Munch, Ph.D menganalisa data surveidari 9.000 orang berusia 18 hingga 32 tahun. Ia melihat kepuasan orang-orang dengan pernikahannya dan aktivitas seks mereka untuk mengambil kesimpulan mengapa mereka berselingkuh?

Hasil ditemukan bahwa 70persen penyumbang finansial dalam sebuah keluarga MINIM RESIKO BERSELINGKUH.Terutama bagi para pria yang memiliki isteri berpendapatan lebih tinggi,kejantanan mereka dapat terancam dan menyebabkan perselingkuhan. Itulah mengapa terkadang para wanita memiliki dua pilihan sebelummemutuskan untuk menikah yaitu Memiliki suami yang berpendapatan lebih tinggi atau mereka( wanita ) memutuskan untuk tidak bekerja.

"Kita tidak ingin berada dalam sebuah hubungan dimana seseorang menganggap kita pecundang.Kita tentu menyukai keadilan dalam hubungan. Singkatnya, kita tidak ingin slalu berada bersama pasangan yang lebih atraktif, sukses dan pintar daripada kita.Justru itu dapat membuat kita terintimidasi", jelas Christin.

Akibat Buruk Terlalu Sering Menonton Video Porno

Video porno memang kerap dijadikan para pasangan sebagai pembangkit gairah dalam bercinta. Walau demikian, video porno bisa menjadi bumerang bagi mereka yang addicted menonton video porno Dilansir dari laman wolipop.detik.com berikut dampak terlalu sering menonton videoporno:



1. Menurunkan Kecerdasan Otak
Penelitian terbaru yang dikemukakan oleh Max Planck Institute for Human Devekopment, Jerman bahwa pria yang terlalu sering menonton video porno memiliki korteks ( struktur padaotak) yang lebih kecil.Padahal warna abu-abu pada otak menentukan kecerdasan seseorang.Dapat disimpulkan, bahwa kecerdasan dapat menurun disebabkan terlalu sering menonton video porno.

2. Impoten
Pria yang terlalu sering menonton video porno cenderung lebih sulit ereksi. Penelitian dari Jerman mengemukakan bahwa masturbasi akan sering dilakukan akibat video porno yangterlalu sering ditonton.Hal ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi ( impoten). Alih-alih ingin membahagiakan pasangan malah menjadikan mereka menderita karena Impoten!

3. Depresi
Pshycology Today menemukan bahwa seseorang yang maniak dengan videoporno dapat menjadikan mereka lebih mudah depesi. Skala depresinya cukuptinggi yakni mencapai angka 18, yang berarti tingkat depresi mereka cukup akut.

4. Seks Menyimpang
Apa yang orang lihat dalam video porno akan dipraktekan tengah bercinta. Tidak terkecuali adegan kekerasan yang sering dijadikan tema dalam produksi video porno. Adegan kekerasan ini dapat memicu terjadinya perilaku seks menyimpang bagi mereka yang hobi  mbokep

Selasa, 02 Juni 2015

Pengaruh media sosial terhadap penggunaan Bahasa Indonesia

Siapa sih yang tidak mengenal Facebook, Twitter, Instagram, LinkedIn, Google plus? Ya, media sosial kini semakin populer di tengah masyarakat terutama remaja.
Media sosial memberikan banyak manfaat bagi para penggunanya agar dapat berinteraksi seperti chatting dan berbagi foto. Pengguna media sosial juga bisa bertemu dengan banyak teman baru di seluruh dunia. Tidak heran dengan berbagai keunggulannya, media sosial begitu populer.
Walaupun demikian, media sosial tetaplah memiliki kelemahan. Tidak terkecuali pengaruh buruknya terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan juga benar. Sering kali kita melihat para remaja memperbaharui status mereka di Facebook, atau memberikan kicauan di Twitter dengan bahasa 'gaul' dan penulisan yang 'alay', contoh " CiUss..miApah? Masbulohh! "
Apabila hal ini terus dilestarikan maka akan berdampak buruk bagi kelangsungan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan juga benar.
Jika sudah seperti ini, alangkah baiknya kita sebagai generasi penerus bangsa merubah kebiasaan menulis status di media sosial menggunakan bahasa "gaul" dan penulisan yang "alay" dimulai dari diri sendiri dan menyebarkannya pada teman-teman.